Cari artikel

Sabtu, 18 Februari 2012

Mengapa Hasrat Seksual Wanita Turun Tiap Bulan

Mengapa Hasrat Seksual Wanita Turun Tiap Bulan Bertambahnya usia serta makin lamanya usia hubungan, akan membuat wanita kehilangan hasrat seksualnya secara bertahap. Sementara, hasrat seksual pria cenderung stabil meskipun usianya bertambah. Hal ini menurut penelitian yang dipublikasi dalam Journal of Sex & Marital Therapy.

Faktanya, dalam level keinginan, hasrat seksual wanita terus menurun setiap bulannya saat berhubungan. Penelitian ini mencoba mencari tahu poin dalam hasrat seksual yang selama ini belum banyak diketahui, bisa dibuktikan dan diyakini sebagai bagian penting dari sebuah hubungan.

Melibatkan 170 pria dan wanita, penelitian ini memonitor hasrat seksual mereka dan lalu membuat 'Female Sexual Function Index'. Responden yang terlibat penelitian, telah memiliki hubungan satu bulan hingga sembilan tahun.

Cara Agar Seks Lebih Menggairahkan

Cara Agar Seks Lebih Menggairahkan menurut Sebuah penelitian mengungkap, wanita yang berolahraga secara teratur lima hari dalam seminggu memiliki kemampuan di atas rata-rata saat berhubungan seksual.

Menurut Damon Roxas, Direktur pelatihan dan kebugaran Crunch, 88 persen persen wanita yang berolahraga memiliki kehidupan intim yang lebih baik daripada yang jarang berolahraga. Pasalnya, menggerakkan bagian otot yang tepat akan meningkatkan energi, membangun kekuatan inti, dan menjadikannya lebih fleksibel.

Ada beberapa gerakan yang bisa Anda lakukan sendiri dengan bantuan matras dan kursi. Majalah FITNESS mengungkap lima diantaranya.

Cara Agar Selalu Sehat Dengan Berpikir Positif

Cara Agar Selalu Sehat Dengan Berpikir PositifCara Agar Selalu Sehat cukup Dengan Berpikir Positif, karena Sehat tidaknya seseorang tergantung dari tingginya optimisme yang bersangkutan. seperti yang di sebutkan dalam penelitian Temuan terbaru ini mendukung penelitian sebelumnya yang menyatakan berpikir positif dapat mempercepat penyembuhan. Pada tahun 1970-an, lebih dari 8.000 orang diminta untuk menilai tingkat kesehatan diri serta menjalani tes kesehatan.

Tiga dekade kemudian, para peserta diminta menilai kembali kesehatan mereka. Ahli menemukan orang yang menilai positif lebih cenderung hidup lebih lama daripada mereka yang menjawab negatif.

Selama penelitian, periset memperhitungkan faktor risiko lain yang mempengaruhi harapan hidup, termasuk konsumsi tembakau, penyakit kronis, dan tekanan darah tinggi.